A. Pengertian Pendekatan
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendekatan
pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Seperti yang diungkapkan oleh Suyatno (2009 : 58) bahwa :
” Pendekatan
pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses pembelajaran yang titik awal
pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang
untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka
miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan
pengalaman baru”.
Jadi
pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintregasikan pengetahuan baru. Hal serupa juga dikemukakan oleh Nurhadi
(2004 :109) :” Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan
masah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran”. Dalam hal ini pengajaran berbasis masalah digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah.
Sedangkan
menurut Arends (dalam Trianto 2007 : 68) menyatakan bahwa:
” Pendekatan
pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran
di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri ”.
Pendekatan
pembelajaran berdasarkan masalah juga mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
lain seperti yang diungkapkan oleh diungkapkan oleh Trianto (2007 : 68) :”
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah)mengacu pada Pembelajaran
Proyek (Project Based Learning), Pendidikan Berdasarkan Pengalaman (Experience
Based Education), Belajar Autentik (Autentic Learning),
Pembelajaran Bermakna (Anchored Instruction)”.
B. Ciri-Ciri Pendekatan
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Berbagai pengembang menyatakan bahwa ciri utama pendekatan
pembelajaran berdasarkan masalah ini dalam Trianto (2007 : 68) adalah :
1.
Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Guru
memunculkan pertanyaan yang nyata di lingkungan siswa serta dapat diselidiki
oleh siswa kepada masalah yang autentik ini dapat berupa cerita, penyajian
fenomena tertentu, atau mendemontrasikan suatu kejadian yang mengundang
munculnya permasalahan atau pertanyaan.
2.
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun
pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu
(IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial) masalah yang dipilih benar-benar nyata agar
dalam pemecahannya, siswa dapat meninjau dari berbagi mata pelajaran yang lain.
3.
Penyelidikan autentik.
Pembelajaran
berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk
mencari penyelesaian nyata terhadap masalah yang disajikan. Metode penyelidikan
ini bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.
4.
Menghasilkan produk atau karya.
Pembelajaran
berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam
bentuk karya dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik,
video maupun program komputer
5.
Kolaborasi.
Pembelajaran
berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang
lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Bekerjasama untuk terlibat dan saling bertukar pendapat dalam melakukan
penyelidikan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang
disajikan.
C. Tahap-tahap
Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pada Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah
terdapat lima tahap utama yang dimulai dengan memperkenalkan siswa tehadap
masalah yang diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Kelima tahapan tersebut disajikan dalam bentuk tabel (dalam Nurhadi, 2004:111)
Tabel 2.1 Tahap-tahap
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah
Tahap
Ke-
|
Indikator
|
Aktifitas
/ Kegiatan Guru
|
1
|
Orientasi
siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan,
pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya.
|
2
|
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa
mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
|
3
|
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah.
|
4
|
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.
|
5
|
Menganalisa
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam
proses-proses yang mereka gunakan.
|
D. Tujuan Pendekatan
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran Pendekatan pembelajaran
berdasarkan masalah tidak dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Menurut
Arends (2008:70) bahwa :
“Pendekatan
pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk membantu
siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan
masalah,belajar peranan orang dewasa secara autentik, memungkinkan siswa untuk
mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuan yang
dimilikinya sendiri, untuk berfikir dan menjadi pelajar yang mandiri”.
Jadi dalam pembelajaran
berdasarkan masalah tugas guru adalah merumuskan tugas-tugas kepada siswa bukan
untuk menyajikan tugas-tugas pelajaran.
E. Penilaian dan
Evaluasi Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Hal yang sangat penting diperhatikan oleh guru dalam
melakukan penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya di dalam
kelas yaitu menyesuaikan prosedur-prosedur penilaian dengan tujuan pengajaran
yang ingin dicapai oleh guru.
Seperti
halnya dalam model pembelajaran kooperatif, dalam model pembelajaran
berdasarkan masalah fokus perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan
pengetahuan, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya
hanya dengan tes tertulis. Menurut Trianto (2007 : 76) bahwa: ”Teknik
penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan Pendekatan pembelajaran berdasarkan
masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa yang merupakan
hasil penyelidikan mereka ”.
F. Kelebihan dan
Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah
sebagai berikut.
1) Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan
kreatif dan mandiri.
2) Meningkatkan motivasi dan kemampuan
memecahkan masalah.
3) Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan
dengan situasi baru.
4) Dengan pendekatan pembelajaran berbasis
masalah akan terjadi pembelajaran bermakna.
5) Dalam situasi pendekatan pembelajaran
berbasis masalah siswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan.
6) Pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Kekurangan Pembelajaran
Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
1)
Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.
2)
Kurangnya waktu pembelajaran.
3)
Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar.
4)
Seorang guru sulit menjadi fasilitator yang baik.
G. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis
Masalah dalam Pembelajaran Matematika
Adapun contoh penerapan
pendekatan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran matematika dalam
hal ini materinya bilangan bulat adalah sebagai berikut :
1)
Orientasi siswa pada masalah
Guru mengajukan masalah dan meminta siswa untuk
mempelajari masalah berikut :
Sebuah
kantor yang berlantai 23. Seorang Karyawan mula-mula berada di lantai 2
kantor itu. Karena ada suatu keperluan ia turun 4 lantai, kemudian naik
6 lantai. Di lantai berapakah karyawan itu sekarang berada?
2)
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a)
Membagi siswa ke dalam kelompok dimana satu kelompok
terdiri dari 5 orang siswa yang memiliki kemampuan heterogen.
b)
Meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri
tentang menyelesaikan masalah tersebut.
c)
Misalnya kelompok A menggambarkan sebuah
gedung berlantai 23 dengan 3 lantai berada dibawah tanah dan menggambar seorang
karyawan yang berada pada lantai 2.
3)
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Membimbing siswa menemukan penjelasan dan
pemecahan masalah yang diberikan oleh guru.
Misalnya guru memberikan informasi kepada siswa bahwa
naik satu lantai dinyatakan dengan (+ 1) dan turun satu lantai
dinyatakan dengan (-1).
Dengan
bimbingan guru, siswa menentukan letak karyawan itu di gedung dengan cara :
Karyawan mula-mula berada di lantai 2 kantor itu dinyatakan dengan (+2),
kemudian turun 4 lantai dinyatakan (-4), kemudian naik 6 lantai dinyatakan
dengan (+6). Secara matematis diulis : (2) + (-4) + 6 = 4
4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Mendorong siswa untuk menyajikan hasil pemecahan
masalah tersebut dengan cara menunjuk satu kelompok secara acak untuk menuliskan
hasil diskusi kelompok di papan tulis dan kelompok lain menanggapi hasil
penyajian kelompok yang maju.
5)
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa
mengkaji ulang proses atau hasil pemecahan masalah yang telah dipersentasikan
di depan kelas. Kemudian bersama dengan siswa menarik kesimpulan letak
karyawan itu berada pada lantai 4 gedung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar