Senin, 26 Januari 2015

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA



A.    Pengertian Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan baru. Seperti yang diungkapkan oleh Suyatno (2009 : 58) bahwa :
” Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru”.
Jadi pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintregasikan pengetahuan baru. Hal serupa juga dikemukakan oleh Nurhadi (2004 :109) :” Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran”. Dalam hal ini pengajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah.
            Sedangkan menurut Arends (dalam Trianto 2007 : 68) menyatakan bahwa:
 Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan  pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri ”.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah juga mengacu pada pendekatan pembelajaran yang lain seperti yang diungkapkan oleh diungkapkan oleh Trianto (2007 : 68) :” Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah)mengacu pada Pembelajaran Proyek (Project Based Learning), Pendidikan Berdasarkan Pengalaman (Experience Based Education),  Belajar Autentik (Autentic Learning), Pembelajaran Bermakna (Anchored Instruction)”.



B.     Ciri-Ciri Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
            Berbagai pengembang  menyatakan bahwa ciri utama  pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah ini dalam Trianto (2007 : 68) adalah :
1.      Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Guru memunculkan pertanyaan yang nyata di lingkungan siswa serta dapat diselidiki oleh siswa kepada masalah yang autentik ini dapat berupa cerita, penyajian fenomena tertentu, atau mendemontrasikan suatu kejadian yang mengundang munculnya permasalahan atau pertanyaan.
2.      Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial) masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa dapat meninjau dari berbagi mata pelajaran yang lain.
3.      Penyelidikan autentik.
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah yang disajikan. Metode penyelidikan ini bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.
4.      Menghasilkan produk atau karya.
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer
5.      Kolaborasi.
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama untuk terlibat dan saling bertukar pendapat dalam melakukan penyelidikan sehingga dapat  menyelesaikan permasalahan yang disajikan.







C.    Tahap-tahap Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
      Pada Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama yang dimulai dengan memperkenalkan siswa tehadap masalah yang diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima tahapan tersebut disajikan dalam bentuk tabel (dalam Nurhadi, 2004:111)
Tabel 2.1 Tahap-tahap Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah
Tahap Ke-
Indikator
Aktifitas / Kegiatan Guru
1
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan, pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah.
4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.
5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.



D.    Tujuan Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
      Pembelajaran Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Menurut Arends (2008:70) bahwa :
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah,belajar peranan orang dewasa secara autentik, memungkinkan siswa untuk mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya sendiri, untuk berfikir dan menjadi pelajar yang mandiri”.
Jadi dalam pembelajaran berdasarkan masalah tugas guru adalah merumuskan tugas-tugas kepada siswa bukan untuk menyajikan tugas-tugas pelajaran.

E.     Penilaian dan Evaluasi Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
            Hal yang sangat penting diperhatikan oleh guru dalam melakukan penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya di dalam kelas yaitu menyesuaikan prosedur-prosedur penilaian dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai oleh guru.
Seperti halnya dalam model pembelajaran kooperatif, dalam model pembelajaran berdasarkan masalah fokus perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan tes tertulis. Menurut Trianto (2007 : 76) bahwa: ”Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka ”.

F.     Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
1)      Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan mandiri.
2)      Meningkatkan motivasi dan kemampuan memecahkan masalah.
3)      Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.
4)      Dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah akan terjadi pembelajaran bermakna.
5)      Dalam situasi pendekatan pembelajaran berbasis   masalah siswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
6)      Pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
1)      Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.
2)      Kurangnya waktu pembelajaran.
3)      Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar.
4)      Seorang guru sulit menjadi fasilitator yang baik.

G.    Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Matematika
Adapun contoh penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran matematika dalam hal ini materinya  bilangan bulat adalah sebagai berikut :
1)      Orientasi siswa pada masalah
            Guru mengajukan masalah dan meminta siswa untuk mempelajari masalah berikut :
      Sebuah kantor yang berlantai 23. Seorang Karyawan mula-mula berada di lantai 2 kantor itu. Karena ada suatu  keperluan ia turun 4 lantai, kemudian naik 6 lantai. Di lantai berapakah karyawan itu sekarang berada?
2)      Mengorganisasikan siswa untuk belajar
a)      Membagi siswa ke dalam kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang memiliki kemampuan heterogen.
b)      Meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang menyelesaikan masalah tersebut.
c)      Misalnya kelompok A menggambarkan  sebuah gedung berlantai 23 dengan 3 lantai berada dibawah tanah dan menggambar seorang karyawan yang berada pada lantai 2.

3)      Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
            Membimbing siswa  menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan oleh guru.
            Misalnya guru memberikan informasi kepada siswa bahwa naik satu lantai dinyatakan dengan (+ 1) dan turun satu  lantai dinyatakan  dengan (-1).
       Dengan bimbingan guru, siswa menentukan letak karyawan itu di gedung dengan cara : Karyawan mula-mula berada di lantai 2 kantor itu dinyatakan dengan (+2), kemudian turun 4 lantai dinyatakan (-4), kemudian naik 6 lantai dinyatakan dengan (+6). Secara matematis diulis : (2) +  (-4) + 6 = 4

4)      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
            Mendorong siswa untuk menyajikan hasil pemecahan masalah tersebut dengan cara menunjuk satu kelompok secara acak untuk menuliskan hasil diskusi kelompok di papan tulis dan kelompok lain menanggapi hasil penyajian kelompok yang maju.

5)      Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
            Membantu siswa mengkaji ulang proses atau hasil pemecahan masalah yang telah dipersentasikan di depan kelas. Kemudian bersama dengan siswa menarik  kesimpulan letak karyawan itu berada pada lantai 4 gedung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar